Rabu, 12 Januari 2011

Gunung Merapi Meletus Selasa, 26 Oktober 2010 | 18:45 WIB



Gunung berapi aktif di Indonesia, Merapi meletus dengan mengeluarkan awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB. " Sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB terjadi empat kali awan panas dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul tidak berhenti" kata Surono, Kepala Pisat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di Yogyakarta, Selasa 26 Oktober 2010.
Menurut dia, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi. Awan panas pertama yang muncul pada pukul 17.02 WIb mengarah ke barat. Namun awan panas yang berikutnya tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup gelap dan hujan.
Sirine bahaya di Kaliurang, Sleman berbunyi pada pukul 17.57 WIB. Pada pukul 18.05 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos pengamatan.
" Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit. Namun pada tahun ini, awan panas sudah terjadi lebih dari 20 menit" katanya.
Lamanya awan panas tersebut, lanjut dia, menunjukkan energi yang cukup besar. Pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan sebanyak tiga kali yang terdengar dari pos Jrakah dan pos Selo yang disusul dengan asap membumbung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan. " Tipe letusan Merapi dipastikan eksplosif" ujarnya.


Banjir Wasior Tewaskan 29 Orang - Banjir Wasior yang terjadi di Papua Barat pada, Senin (4/10/2010) dikabarkan telah menewaskan 29 orang. Sebanyak 103 lainnya dinyatakan hilang.

Jumlah korban tewas dan korban hilang akibat terjadinya banjir Wasior di Papua Barat dinyatakan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes drg Tritarayati, SH, dalam rilis kepada detikcom, Selasa (5/10/2010).

Menurut Tri, 16 orang dievakuasi ke RSUD Kabupaten Nabire dengan kondisi fraktur (patah tulang) 5 orang dan 11 orang luka-luka. Sementara 60 orang dirujuk ke rumah sakit dengan rincian 52 orang dirujuk ke RSUD Nabire, 1 orang ke RS Makassar, dan 7 orang ke RSUD Manokwari.

Menurut laporan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), bencana tersebut juga menghanyutkan staf Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Kantor Wilayah Kerja (wilker) KKP Wondama sampai ke laut. Saat ini korban selamat, sementara kantor dan peralatan hanyut terbawa air.

Sementara itu, jarak waktu tempuh menuju tempat bencana dilaporkan dari Manokwari 1 jam dengan pesawat, 8 jam dengan kapal laut milik Pelni, dan 16 jam dengan kapal pelayaran rakyat.

Banjir bandang juga mengakibatkan kerusakan fasilitas kesehatan antara lain
Puskesmas Distrik Wasior. Mess dokter serta perawat rusak berat. Rumah dinas dan paramedis rusak ringan dan juga rumah Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Teluk Wondama rusak.

Tri menambahkan, Kemenkes hari ini juga mengirim 5 orang tim kesehatan untuk menangani korban banjir bandang tersebut. Tim bertugas membantu Dinkes untuk menghidupkan sistem layanan kesehatan, melakukan penilaian dan berkoordinasi dalam pemberian bantuan kepada korban.

Selain itu, Kemenkes juga mengirim kantong mayat sebanyak 100 buah, MP-ASI sebanyak 1 ton, dan obat-obatan 1 ton. Proses pengiriman berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk mendukung tim kesehatan pusat, lanjut Tri, Dinkes Kabupaten Nabire juga telah menugaskan 4 tenaga dokter dan 4 perawat serta menyiapkan RSUD dan RS swasta sebagai tempat rujukan. KKP Manokwari memberangkatkan 1 dokter
dan 2 perawat, 1 sanitarian, 1 petugas logistik serta membawa tenda dan obat-obatan.

Dinkes Kabupaten Manokwari juga mengirimkan 3 dokter dan 7 perawat. Dinkes Provinsi Papua Barat sebagai Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) sub regional Papua telah menyiapkan SDM kesehatan dan logistik. PPK regional Makassar mengirimkan orthopedic set.
Banjir Wasior Tewaskan 29 Orang - Banjir Wasior yang terjadi di Papua Barat pada, Senin (4/10/2010) dikabarkan telah menewaskan 29 orang. Sebanyak 103 lainnya dinyatakan hilang.

Jumlah korban tewas dan korban hilang akibat terjadinya banjir Wasior di Papua Barat dinyatakan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes drg Tritarayati, SH, dalam rilis kepada detikcom, Selasa (5/10/2010).

Menurut Tri, 16 orang dievakuasi ke RSUD Kabupaten Nabire dengan kondisi fraktur (patah tulang) 5 orang dan 11 orang luka-luka. Sementara 60 orang dirujuk ke rumah sakit dengan rincian 52 orang dirujuk ke RSUD Nabire, 1 orang ke RS Makassar, dan 7 orang ke RSUD Manokwari.

Menurut laporan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), bencana tersebut juga menghanyutkan staf Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Kantor Wilayah Kerja (wilker) KKP Wondama sampai ke laut. Saat ini korban selamat, sementara kantor dan peralatan hanyut terbawa air.

Sementara itu, jarak waktu tempuh menuju tempat bencana dilaporkan dari Manokwari 1 jam dengan pesawat, 8 jam dengan kapal laut milik Pelni, dan 16 jam dengan kapal pelayaran rakyat.

Banjir bandang juga mengakibatkan kerusakan fasilitas kesehatan antara lain
Puskesmas Distrik Wasior. Mess dokter serta perawat rusak berat. Rumah dinas dan paramedis rusak ringan dan juga rumah Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Teluk Wondama rusak.

Tri menambahkan, Kemenkes hari ini juga mengirim 5 orang tim kesehatan untuk menangani korban banjir bandang tersebut. Tim bertugas membantu Dinkes untuk menghidupkan sistem layanan kesehatan, melakukan penilaian dan berkoordinasi dalam pemberian bantuan kepada korban.

Selain itu, Kemenkes juga mengirim kantong mayat sebanyak 100 buah, MP-ASI sebanyak 1 ton, dan obat-obatan 1 ton. Proses pengiriman berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk mendukung tim kesehatan pusat, lanjut Tri, Dinkes Kabupaten Nabire juga telah menugaskan 4 tenaga dokter dan 4 perawat serta menyiapkan RSUD dan RS swasta sebagai tempat rujukan. KKP Manokwari memberangkatkan 1 dokter
dan 2 perawat, 1 sanitarian, 1 petugas logistik serta membawa tenda dan obat-obatan.

Dinkes Kabupaten Manokwari juga mengirimkan 3 dokter dan 7 perawat. Dinkes Provinsi Papua Barat sebagai Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) sub regional Papua telah menyiapkan SDM kesehatan dan logistik. PPK regional Makassar mengirimkan orthopedic set.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar